Gempa Bumi Vulkanisme, Terban, dan Tektonik


                                                                Gempa Bumi

Gempa bumi atau bisa disebut juga dengan earthquakes merupakan peristiwa alam yang sampai saat ini tidak bisa di prediksi kapan terjadinya dan dimana pusat terjadinya. Fenomena ini penuh dengan misteri mengenai waktu dan tempat terjadinya, namun fenomena ini juga dapat dipelajari dan di antisipasi dengan melakukan mitigasi bencana untuk meminimalisir akan terjadinya korban jiwa.
Gempa bumi merupakan peristiwa akibat gaya rambat suatu gelombang yang di akibatkan dari pelepasan energi dari suatu tempat dan menyebabkan merambatkan gelombang gempa pada segala arah. Hal tersebut dapat di bilang normal ketika terjadi di suatu tempat yang berada pada kawasan bertemunya kedua lempeng, aktivitas vulkanisme, dan kawasan perbukit. Pada dasarnya gempa bumi dapat di bedakan menjadi tiga jenis menurut proses terjadinya, yakni gempa tektonisme, gempa vulkanisme, dan gempa terban (runtuhan).
A.    Gempa Vulkanisme
Gempa bumi yang di akibatkan dari proses terjadinya vulkanisme, merupakan dampak dari kegiatan aktivitas vulkanisme yang meningkat dalam waktu yang tidak dapat di perkirakan. Hal tersebut di karenakan terjadi akibat dari tekanan magma dalam tubuh gunung berapi yang menimbulkan gesekan terhadap badan gunung dan akhirnya menumbulkan rambatan gelombang gempa. Gempa ini dapat terjadi  sebelum, saat, dan sesudah terjadinya letusan. Gempa vulkanik yang terjadi dominan dalam kekuatan berkisar antara 1-5 Hz (Herz), (Tjandra, 2017). Gempa vulkanik ini juga dapat menumbulkan dampak yang lain selain merambatkan gelombang gempa,gempa jenis ini juga mengakibatkan tanah longsor pada lereng-lereng pegunungan, hal tersebut juga dapat mengakibatkan pengeluaran energi baru dan berdampak terjadinya gempa terban.

B.     Gempa Terban
Gempa terban dapat juga di sebut gempa runtuhan yang diakibatkan dari runtuhan tanah longsor yang terjadi di lereng pegunungan dengan volume yang besar. Dalam terjadinya gempa terban ini memang kebanyakan hanya terasa di sekitar longsoran saja, hal tersebut juga dapat di artikan menjadi gempa lokal. Namun demikian, gempa terban dalam beberapa kasus juga dapat di rasakan sampai ribuan kilo meter, hal tersebut di karenakan volume runtuhan yang terjadi sangat besar. Gempa terban dengan dampak yang besar pernah terjadi di Mantaro river, peru pada tanggal 25 April 1974, gempa ini terjadi akibat tanah longsor dengan volume tanah sebesar 1,6 kilometer kubik, sedangkan bongkahan tanah tersebut menggelincir hingga 7 Km. Hantaman tanah longsor ke permukaan tanah di bawahnya menimbulkan gelombang gempa berkekuatan 4,5 skala richter (Tjandra, 2017).
C.     Gempa Tektonik
Gempa tektonik yang bisa di sebut juga dengan gempa dislokasi ini terjadi di akibatkan dari pergerakan lempeng bumi, baik retakan ataupun patahan. Gempa tektonik juga sampai saat ini tidak dapat di prediksi kapan akan melepaskan energinya, hal tersebut dapat terjadi ketika lempeng sudah dalam keadaan jenuh. Gempa ini terjadi secara tiba-tiba akibat terlepasnya tegangan pada kulit bumi yang bersifat elastis yang terletak dalam focus gempa yang dapat bergerak vertical, horizontal, ataupun menumjam (Tjandra, 2017). Dalam gempa tektonik ada beberapa tenaga yang dapat di keluarkan ketika terjadi pelepasan energy, yakni menghasilkan gelombang Primer, Skunder, Love, dan Rayleigh (Tjandra, 2017). 
pelepasan energi tektonisme salah satu dampak yang akan bisa di akibatkan yakni tsunami.

Gempa Bumi Vulkanisme, Terban, dan Tektonik Gempa Bumi Vulkanisme, Terban, dan Tektonik Reviewed by eko priyo hartanto on 16.58 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.